Relasi Nasional | Jakarta – Kabar baik datang dari Provinsi DKI Jakarta. Diberitakan Gubernur Anies Baswedan berencana memugar makam sultan terakhir Aceh, Sultan Muhammad Daudsyah yang dikebumikan di pemakaman TPU Rawamangun, Jakarta Timur.
Menurut Info Pemugaran makam Sultan sudah masuk dalam perencanaan bahkan slide gambar pembuatan telah beredar ke publik, Kamis (26/8).
Senator Fachrul Razi mengucapkan terima kasih sebesar -besarnya kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan karena berencana memugar makam Sultan terakhir Sultan Aceh tersebut. Ia bahkan mengatakan masyarakat Aceh sendiri masih belum seluruhnya mengetahui lokasi makam tersebut.
”Terima kasih kepada Gubernur Anies. Ini membuktikan keseriusan Pemerintah DKI dalam menjaga situs sejarah diwilayah kerjanya “tutur Senator Fachrul Razi.
Ketua Komite 1 DPD yang juga Alumni FISIP Universitas Indonesia tersebut mengatakan semoga ini menjadi contoh bagi pemimpin negeri lainnya terutama Pemda Provinsi dalam menjaga dan melestarikan sejarah serta budaya.
”Tidak harus di Aceh, semua situs sejarah dan budaya nusantara wajib tetap kita jaga dilestarikan. Pemugaran makam sultan ini sangat penting mengingat sejarah beliau Sultan besar dan terakhir dari Kerajaan Aceh darussalam. Semoga wacana dan rencana ini segera terwujud ” pungkasnya.
Sebagai mana kita ketahui Sultan Muhammad Alaidin Daud syah pada tahun 1907 di buang oleh Belanda sebagai tahanan Subversive karena setelah ditawan masih melakukan perlawanan terhadap kolonial.Belanda menuduh beliau sebagai otak dari penyerangan ke kutaraja Pada tgl 6 maret tahun 1907 oleh keuchik Seuman dan Pang Usuh dan berhubungan dengan Jepang dengan mengirim surat jepada kaisar Jepang Hirohito agar bersedia membantu dirinya untuk melawan Belanda kembali
Pada hari senin tanggal 6 february 1939 Sultan wafat sebagai tawanan Belanda dan di kebumikan di pemakaman Umum kemiri Rawamangun.Taman Pemakaman Umum (TPU) Blad 33, Sunan Giri Utan Kayu, Jalan Rawamangun, Jakarta Timur,
Setelah dibuang oleh Belanda sampai akhir hayat nya beliau tidak pernah menginjakkan kaki nya lagi di tanah Aceh. (Rel)