Guru MAN 4 Aceh Besar Terima Penghargaan Pendamping Duta Moderasi Beragama

relasinasional
08 September 2021 | 20:59 WIB Last Updated 2024-08-23T16:53:20Z

Guru MAN 4 Aceh Besar Terima Penghargaan Pendamping Duta Moderasi BeragamaGuru Pendamping Inisiator Muda, Duta Moderasi Beragama, Tgk. Ismail, S.Pd.I, M.Ag menerima penghargaan dari Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh

Relasi Nasional | Aceh Besar - Salah seorang Guru MAN 4 Aceh Besar terima Piagam Penghargaan atas capaian mengantarkan siswanya menjadi Inisiator Muda Duta Moderasi Beragama Nasional tahun 2021 perwakilan Provinsi Aceh.

Piagam Perhargaan diserahkan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Dr. Iqbal, S.Ag., M.Ag., didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar H. Abrar Zym, S.Ag, M.H., di Aula PLHUT Aceh Besar, Selasa (08/09/21).

Guru Pendamping Inisiator Muda, Duta Moderasi Beragama, Tgk. Ismail, S.Pd.I, M.Ag. kepada media ini mengatakan ini adalah apresiasi yang luar biasa.

"Kami sangat bangga dan berterima kasih kepada Bapak Kakanwil, semoga menjadi inspirasi bagi guru lain, kami juga berharap siswa kami, Rifka Khairuna, bisa menjadi terbaik di Nasional serta menjadi model siswa berkarakter moderat," ujar Ismail.

Hal yang sama juga disampaikan Kakankemenag Aceh Besar, H. Abrar Zym, S.Ag., M.H., ucapan terima kasih kepada Kakanwil Kemenag Aceh yang telah memberikan penghargaan kepada Guru dan Siswa MAN 4 Aceh Besar, ini sebuah kebanggaan buat kami di Aceh Besar, semoga madrasah lain dapat menirunya.

Guru MAN 4 Aceh Besar Terima Penghargaan Pendamping Duta Moderasi Beragama
Dalam wawancara singkat dengan siswa MAN 4 Aceh Besar penerima penghargaan Duta Moderasi Beragama Nasional, Rifka Khairuna terkait Moderasi Beragama menjelaskan bahwa moderasi beragama yaitu sikap, cara pandang, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama.

Dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil dan berimbang, serta menaati konstitusi sebagaimana kesepakatan berbangsa dan bernegara.

Menjadi moderat bukan berarti menjadi lemah dalam beragama. Menjadi moderat bukan berarti cenderung terbuka dan mengarah kepada kebebasan. Keliru jika ada anggapan bahwa seseorang yang bersikap moderat dalam beragama berarti tidak memiliki militansi, tidak serius, atau tidak sungguh-sungguh, dalam mengamalkan ajaran agamanya,” ucap Rifka.

Oleh karena itu, pentingnya keberagamaan yang moderat bagi kita umat beragama dan menyebarluaskan gerakan ini. Jangan biarkan Indonesia menjadi bumi yang penuh dengan permusuhan, kebencian, dan pertikaian.

"Kerukunan baik dalam umat beragama maupun antarumat beragama adalah modal dasar bangsa ini menjadi kondusif dan maju," kata Rifka yang juga aktif sebagai pengurus OSIM.

Lanjutnya, sebagai siswa madrasah ia sangat senang dapat mengikuti kegiatan Duta Moderasi Beragama Nasional yang di gagas Derektorat KSKK Madrasah Kemenag RI.

Banyak ilmu dan manfaat yang di dapat dalam acara tersebut, bagi siswa manfaatnya agar mereka tidak ekstrem dalam memandang sesuatu baik itu gurunya yang tidak sependapat dengan mereka atau bahkan kawan-kawannya, dan siswa dapat menghendaki usaha secara sungguh-sungguh dengan mensinergikan berbagai aspek sosial yang dibentuk dan diajarkan kepada mereka dengan meletakan keragaman sebagai peluang bukan sebagai ancaman.

"Hanya dengan demikian keragaman dalam kebersamaan dapat terwujud dan munculnya radikalisme serta paham fanatisme, hal tersebut dapat di hindari dengan maksimal," tutup Rifka.

Reporter : Murhaban
Editor : Tim Redaksi

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Guru MAN 4 Aceh Besar Terima Penghargaan Pendamping Duta Moderasi Beragama

Trending Now

iklan