Relasi Nasional | Bireuen - Masyarakat Lancok-lancok, kecamatan Kuala, Bireuen melakukan kenduri dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Besar Muhammad SAW di Meunasah gampong setempat, Minggu (24/10/2021).
Selain kenduri, tradisi ini juga diisi dengan 'meudike' yang dibawakan oleh grup dzikir dari Dayah Babul Asyraf dan Dayah Muda Lancok-lancok dan pembagian santunan kepada santri dari dua dayah tersebut.
Teungku Imum Lancok-lancok, Tgk Eddy Affan, S. Sos dalam penutupannya mengatakan, tradisi memperingati maulid merupakan tradisi yang telah turun temurun diselenggarakan di sini.
"Memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW atau maulid adalah bentuk syukur kita terhadap lahirnya Rasulullah karena nikmat terbesar di dunia ini adalah lahirnya Nabi akhir zaman," jelasnya.
Alumnus Darul Ulum Tanoh Mirah ini menambahkan, Nabi Muhammad lahir menjadi rahmatan lil'alamin dan kita adalah ummat terbaik di antara ummat Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad.
"Kita ini adalah ummat terbaik diantara ummat Nabi-nabi yang diutus sebelumnya, dan bahkan ada Nabi yang meminta kepada Allah untuk dilahirkan sebagai ummat dari Nabi Muhammad," terangnya.
Lebih lanjut, dihadapan puluhan masyarakat Lancok-lancok Tgk Eddy mengatakan, peringatan Maulid bukanlah bukan bentuk eforia ummat islam akan tetapi harus dijadikan momentum memperbaiki diri.
"Nabi Muhammad adalah penghulu alam, jadi memperingati hari lahirnya bukan untuk eforia tapi untuk meneladani sikap-sikap mulia kekasih Allah ini dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Lancok-lancok, Hasnun Sulaiman mengatakan, peringatan maulid tahun ini cukup meriah karena menghadirkan grup dzikir dari Dayah Babul Asyraf dan juga Dayah Muda.
"Peringatan maulid tahun ini sedikit berbeda karena para santri selain melantunkan zikir barzanji juga menggoyangkan tubuhnya dengan mengikuti irama sehingga menjadi tontonan masyarakat," katanya.
Alhamdulillah, tambahnya, hindangan kenduri dari masyarakat cukup banyak yang diantarkan ke meunasah, dan ada donatur khusus yang menyumbang untuk santunan para santri yang ikut zikir barzanji di meunasah.[]