Relasi Nasional | Langsa - Kerutan di dahinya terlihat jelas, sayu-sayu matanya memperkuat betapa kerasnya kehidupan yang dia lalui. Bermodal tekad dan semangat yang kuat, Bu Badriah, perempuan kelahiran 23 Maret 1967 ini meluangkan sebagian waktunya untuk mendidikan generasi masa depan, yang menurutnya adalah harapan bangsa.
Tak kurang dari 20 tahun ia habiskan untuk mengajar setiap santri yang datang ketempatnya. Sebelum disediakan tempat pengajian oleh desa, berupa TPA (Taman Pengajian Al-Quran) ia menggunakan ruangan tamu sebagai tempat anak-anak mengaji.
“Ya karena memang dari dulu saya mengajar di rumah, ketika rumah kondisinya tidak memungkinkan lagi, ya terpaksa kita pindahkan ke TPA, dan alhamdulillah dengan dukungan dari kepala desa ini sangat membantu ” Ujar Bu Badriah.
Selanjutnya Ia menambahkan rentang usia santrinya. “Kebanyakan anak-anak yang ngaji itu murid Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP)”, Ujar Bu Badriah.
Bu Badriah bukanlah orang yang memiliki kemampuan ekonomi yang mumpuni, apalagi saat ini sang suami sedang sakit dan terpaksa ia bekerja lebih esktra agar bisa menutupi kebutuhan hidupnya.
“Bapak juga lagi sakit, untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari saya berjualan lauk-pauk di depan rumah. Walaupun memang tidak seberapa tapi saya yakin Allah akan selalu menjamin kebutuhan hidup kami, asal kami yakin dan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk santri”, Tambah Bu Badriah.
Selanjutnya Ia menambahkan rentang usia santrinya. “Kebanyakan anak-anak yang ngaji itu murid Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP)”, Ujar Bu Badriah.
Bu Badriah bukanlah orang yang memiliki kemampuan ekonomi yang mumpuni, apalagi saat ini sang suami sedang sakit dan terpaksa ia bekerja lebih esktra agar bisa menutupi kebutuhan hidupnya.
“Bapak juga lagi sakit, untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari saya berjualan lauk-pauk di depan rumah. Walaupun memang tidak seberapa tapi saya yakin Allah akan selalu menjamin kebutuhan hidup kami, asal kami yakin dan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk santri”, Tambah Bu Badriah.
Fase kehidupan terberat salah satunya ketika ia harus meninggalkan keluarga selama 8 bulan untuk menjadi TKW di Malaysia hanya dengan harapan bisa memperbaiki rumahnya yang sudah tidak layak huni, dimana banyak seng atau atap yang bocor dan lantai yang retak akibat dimakan usia. Tetapi itu tidak menyurutkan semangat beliau bahkan makin terpacu untuk terus berbuat kebaikan dimasa yang akan datang.
Alhamdulillah, dihari Hari Ulang Tahun Langsa Ke-20, ACT Langsa memberikan santunan Ibu Badriah dengan harapan bisa memberikan sedikit semangat dan terus berbuat kebaikan kepada santri-santrinya.
Rizal Fahmi selaku staff program ACT Langsa mengatakan bahwa di hari Bahagia ini sudah selayaknya kita membantu mereka yang mungkin luput dari kebaikan kita, jadi ia bersama teman-teman relawan Kota Langsa turun untuk meyalurkan Biaya Hidup bagi Da’i yang ada di Kota Langsa. Semoga dengan adanya bantuan hidup Da’i ini dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. (Rel)