Peran ForDayak Tabalong dalam Pelestarian Budaya

relasinasional
28 Desember 2021 | 20:34 WIB Last Updated 2024-08-24T14:06:39Z

Peran ForDayak  Tabalong dalam Pelestarian Budaya

Relasi Nasional | Tanjung - Forum Pemuda Dayak (ForDayak) Kabupaten Tabalong sangat menyadari bahwa generasi muda sebagai pendukung kebudayaan Dayak merupakan penentu kelestarian kebudayaan. Sehingga peranan organisasi kemasyarakatan tersebut sangat penting demi mempertahankan eksistensi kearifan lokal di wilayah yang berjuluk “Bumi Saraba Kawa”. Salah satunya dengan cara mengangkat dan mengenalkan budaya setempat.


Organisasi yang sekretariatnya berada di Jl. Pandan Sari RT.13 kelurahan Belimbing Raya kecamatan Murung Pudak ini tidak membatasi asal suku keanggotaannya. Asal bersedia mengikuti peraturan organisasi semua orang boleh bergabung.
“berbagai langkah sudah ditempuh dengan mengedepankan karya dan pemanfaatan bahan limbah dalam wujud seni kerajinan,” ujar Plt Ketua Fordayak Ariefianto



Untuk pemasaran, digiatkan pada event pameran, penjualan secara online. Perolehan keuntungan digunakan demi mengayomi ekonomi anak muda. Pihaknya juga bekerjasama dengan pemerintah daerah mempromosikan usaha kerajinan.


“Diantara anggota ada yang tidak tamat sekolah, ada pula punya ijazah tinggi tapi usia sudah lewat dari syarat yang dibutuhkan,”imbuhnya.


Menimbang kenyataan yang dihadapi, Lembaga yang dipimpinnya tidak hanya sebagai perkumpulan dalam arti kata tidak memiliki peran yang signifikan. Melainkan betul-betul berperan aktif.
Selain berkarya, forum berkontribusi bersama kekuatan pemuda melalui aksi sosial.

Tercatat, ForDayak pernah berpartisipasi menggalang dana bagi warga Daerah Hantakan saat banjir Barabai, Kalimantan Selatan. Pada lingkup yang lebih luas, mereka hadir meringankan beban para korban bencana di Desa Pangkalan, Desa Mangkusip, hingga Kalimantan Tengah dan Palestina.


Arief mengungkapkan pihaknya tidak senang mencari-cari kesalahan. Kritik yang disampaikan lebih kepada upaya melestarikan tradisi. Misalnya, menyatakan sikap melalui aksi damai bersama Dewan Adat Dayak saat memprotes penggunaan lambang Kabupaten Tabalong yang di dalamnya tak sesuai bentuk asli.


Saat itu kami mempersoalkan seharusnya gambar dua mandau bersilang bergagang cokelat berubah menjadi parang atau golok,”pungkasnya.


Pemerintah menyambut baik dan mengakui apa yang disampaikan oleh ForDayak memang benar. Bahkan Pemda mengucapkan terima kasih atas pengkritisan lambang daerah. Bupati sudah membuat surat edaran agar menindaklanjuti dan merubah simbol atau lambang dari yang berbentuk parang/golok menjadi mandau. (Setiawan)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Peran ForDayak Tabalong dalam Pelestarian Budaya

Trending Now

iklan