Relasi Nasional | Barito Timur - Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur tampaknya harus menyelamatkan anak-anak sebagai potensi daerah yang diberada di wilayahnya dari berbagai eksploitasi.
Lantaran adanya beberapa anak dibawah umur menjaga pintu masuk. Terhadap para pengunjung yang hendak memasuki kawasan prostitusi harus membayar 5 ribu rupiah kepada para bocah yang belum berusia 18 tahun. Padahal mereka berhak hidup layak dari pengaruh buruk lingkungan.
Menurut Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Sunyoto Usman dalam sebuah pemberitaan berjudul “Lokalisasi Berefek Buruk Bagi Anak-Anak”, kemungkinan besar anak akan terpapar hal-hal kurang baik jika masih tinggal di lokasi.
Secara resmi, tempat hiburan di perkampungan tersebut sebagai usaha karaoke dan warung minum. Namun praktiknya hanyalah kedok sebab masih dimanfaatkan untuk lokasi esek-esek. Tahun lalu, seorang pria tua meninggal dunia saat sedang berhubungan badan dengan seorang pekerja seks komersial disana.
Awalnya awak media relasinasional.com menyangka temuan itu hanyalah kebetulan. Seorang anak perempuan duduk disebuah pos jaga dalam waktu lama. Ketika pengunjung tiba, dia menghadang sekaligus menagih ongkos supaya tamu bisa masuk ke dalam area. Pada malam berikutnya, pria remaja terlihat duduk di pos yang sama.
Praktiknya juga sama, para tamu wajib bayar kepada mereka. Wartawan kemudian mencoba datang pada siang hari, hasilnya sepasang bocah perempuan berdiri menyetop kendaraan yang berusaha lewat. (Setiawan)