Relasi Nasional | Bireuen - Guru favorit itu, kehadirannya dinantikan dan jika pun tidak berhadir maka ia akan selalu dirindukan. Inilah kalimat yang pantas untuk menggambarkan sosok guru satu ini yang kerap menjadi guru favorit bagi siswanya di SMA Negeri 3 Bireuen
Siapakah dia? Dan seperti apa kesehariannya di sekolah sehingga ia bisa menjadi guru favorit disana? Yuk kita simak!
Bernama lengkap Maisarni, S.Pd., kelahiran Takengon, 25 Mei 1975 merupakan guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Bireuen. Memiliki postur tubuh yang mungil dan senyumnya yang manis menjadikan guru satu ini sangat digemari oleh siswa disana
Hal ini bukan tanpa alasan, ia kerap menjadi orangtua yang selalu sabar dan menyayangi siswa disana layaknya anak sendiri. Kesehariannya, sebelum memulai belajar setiap saat selalu memotivasi siswa lewat nasehatnya yang sangat membekas di hati
"Sebelum memulai proses belajar dan mengajar, saya selalu meminta siswa untuk muhasabah sejenak serta dilanjutkan dengan membaca Alquran walaupun hanya satu ayat agar hati dan pikiran siswa lebih tenang dan terbuka," ujarnya
Alumni FKIP Bahasa Indonesia Universitas Syiah Kuala ini menuturkan bahwa ia kerap menasehati siswa yang dimulai dengan meluruskan niat dalam menuntut ilmu, kemudian memaksimalkan usaha seperti mengerjakan tugas sekolah dengan baik dan mengikuti proses pembelajaran dengan tekun
"Intinya usaha dan doa itu harus beriringan dalam menjalani kehidupan ini," ujar Maisarni
Berprofesi sebagai guru bidang Bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Bireuen, langkah yang diterapkan dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut termasuk unik. Hal ini dikatakan tergantung kondisi siswa di kelas yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda
Biasanya, ia memulai dengan bercerita tentang hal yang inspiratif guna menarik minat siswa dalam belajar sebelum memasuki point materi yang ditargetkan. Kemudian, ia juga sering melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui sebuah drama yang dilakoni oleh siswa tentang kehidupan sehari-hari agar siswa lebih peka terhadap lingkungan sekitar seraya belajar public speaking yang bagus
Selain itu, Maisarni yang juga alumni MAN 1 Takengon kerap memberi tugas siswa dengan menulis beberapa paragraf tentang apa yang dilihat selama dalam perjalan mereka, mulai dari pamit dengan orangtua hingga tiba di sekolah. Dan tidak lupa berpesan agar setiap siswa selalu memberikan senyuman kepada orangtua khususnya ibu supaya mendapatkan rahmat Allah melalui hati sang ibu yang ridha kepada anaknya
Ditambah lagi, perangainya yang lembut dan santun. Ia tidak pernah memarahi siswa yang berbuat salah dengan melontarkan kata-kata yang kasar ataupun kotor. Sebaliknya, ia justru menyuruh mereka untuk istigfar sebanyak 100 kali. Hikmahnya, kadang-kadang jika ada siswa yang menghayati istigfar, alhamdulillah ada perubahan pada diri mereka
"Semua ini saya lakukan agar mereka lebih hidup dalam suasana belajar dan peka terhadap lingkungan sekitar," ungkapnya
Disamping kesibukannya menjadi seorang guru, Maisarni juga diberikan amanah sebagai Humas di SMA Negeri 3 Bireuen. Tentu hal ini tidak menyurutkan langkahnya untuk terus berkembang dan berkarya. Semua itu dibuktikan melalui prestasi gemilang yang diraihnya seperti menjadi Guru Mitra di Jakarta dan Pandeglang Banten, tepatnya di Kota Kelahiran Ustad Adi Hidayat pada tahun 2019, menjadi Guru penyampaian Best Practice di Jakarta pada tahun 2020, dan mengikuti pelatihan UKBI di P4TK Bahasa di Jakarta Selatan pada tahun 2014
Selain itu, ketekunan di bidang sastra juga telah membawa hasil yang baik. Ia tercatat telah menerbitkan Buku Antologi dari Komunitas Literasi Kayangan dengan judul Tentang Rasa, Anak Sulung, dan Diksi Tak Bertuan
"Terus menebar kebaikan dan karya yang bermanfaat untuk yang lain. Soal pembalasan maka biar Allah yang menilainya," ucap Maisarni
Kedepan, ia berharap akan semakin banyak generasi yang cerdas dan memiliki akhlak yang mulia. Sebab negeri ini sangat butuh generasi yang dapat membawa kesejahteraan dan kedamaian kepada yang lain serta saling mendorong dalam kemajuan untuk hal yang positif, tutup Maisarni dengan bijak
Penulis : Elga Safitri