Relasi Nasional | Sumatera - Islam merupakan agama kita dan agama mereka. Kita dan mereka sama² merpertahankan islam sampai hayat menjemput. Akan tetapi, perjuangan kita dan mereka tidaklah sama dalam hal mempertahankan islam. Ketika bulan puasa tiba anak² yang belia sampai sekolah mereka sering diejek, dikatain "dikerjain oleh agama sampai lapar" oleh nonmuslim, mereka digoda oleh suguhan makanan yang lezat oleh teman² mereka yang nonmuslim.
Apalah daya, mereka hanya minoritas yang bergaul sama mayoritas yang bersebelahan, sering kali anak² ini tergoda oleh suguhan makanan tersebut walaupun hati kecilnya berkata "aku pengen puasa". Maklum, mereka masih kecil dan iman pun masih dangkal. Lain halnya mereka yang mampu menahan godaan tersebut, bahagianya luar biasa.
Begitu pun dengan pendidikan agama, belajar agama bukanlah hal yang mudah bagi mereka, disamping kondisi lingkungan yang tidak mendukung, tenaga pengajar pun sangat minim, sehingga ada yang katakan ke kami "pak ustad, awak dan keluarga awak semua islam tapi awak tak tau ajaran islam, yang awak tau shalat, puasa, gak boleh makan babi, Mau belajar pun awak gak tau sama siapa, semua hampir sama kek awak". Maka gak heran ketika mereka berkata "awak gak makan babi, cuma kuahnya doang yang awak makan, yang haramkan babi".
Begitupun rumah ibadah (masjid/mushalla), terkadang satu kampung pun tidak ada rumah ibadah orang islam, mereka yang kadang pengen shalat wajib atau sunnah seperti tarawih secara jamah harus mengubur keinginan mereka lantaran tidak ada rumah ibadah, kendati pun ada di kampung sebelah terkadang terkendala oleh jarak yang jauh. Makanya, tidak heran ada orang yang kepengen ibadah jadi murtad gara² mau ibadah tapi tidak ada tempat ibadah, jadinya dia masuk kristen gara² di kampungnya ada gereja. Belum lagi perihal percintaan, mereka muslim yang jatuh cinta sama yang nonmuslim terkadang rela mengorbankan keyakinannya demi kelanjutan percintaanya.
Tak lain, hal ini disebabkan oleh kurangnya pendidikan agama sehingga dengan mudah mengorbankan agama, sehingga tak heran banyak yang murtad karena percintaan. Sedangkan mereka yang sedikit paham agama mau tak mau mereka harus rela mengorbankan cintanya demi agama, walaupun terkadang hati mereka memberontak.
Semoga iman mereka dan juga kita terus berlanjut sampai akhir hayat, semoga perjuangan mereka dan kita dalam mempertahankan islam tidak akan sirna.
Sehingga, teruntuk kita yang hidup di lingkungan sesama muslim, di lingkungan banyak orang paham agama, di lingkungan banyak rumah ibadah mari bersama kita syukuri nikmat tersebut dengan mengambil manfaatnya. Lebih sering mengambil ilmu pada yang punya ilmu, lebih sering pergi ke mesjid untuk beribadah. Semoga keberkahan Ramadhan selalu tercurahkan kepada kita