Relasi Nasional | Aceh - Himpunan Mahasiswa Manajemen Indonesia Daerah Aceh mengkritik keras terhadap kebijakan pemerintah yang makin lama menyusahkan rakyat Indonesia.
Dimulai dari minyak goreng langka di negeri penghasil sawit terbesar di dunia, Langkanya solar dan pertalite & ditambah wacana naiknya 3 periode presiden yang di dukung oleh beberapa orang & partai yang sudah nyaman di era presiden sekarang.
Langkanya minyak goreng di negeri penghasil sawit terbesar,menurut catatan ombudsman krisis itu disebabkan oleh penimbun stok minyak goreng,pengalihan barang dari pasar modern ke pasar tradisional,dan munculnya panic buying di tengah masyarakat.
“Ada beberapa catatan serius dari kegagalan intervensi yg dilakukan pemerintah dalam penanganan krisis minyak goreng. Pertama, penanganan yang dilakukan pemerintah berangkat dari diagnosa permasalahan yg keliru.” ujar Reva
Belum pulih total dengan masalah yang menyusahkan rakyat yaitu langkanya minyak goreng,lagi lagi pemerintah menyusahkan rakyat dengan langka nya solar & pertalite di beberapa daerah contohnya seperti Kota Pasuruan,berarti yang disediakan adalah Pertamax yang harganya 9.000-9.400/liter yang harganya menyusahkan dan menekan masyarakat.
“Seakan akan pemerintah mensamaratakan penghasilannya dengan seluruh rakyat indonesia,terus menaikkan tanpa ada solusi yang diberikan”, tegas Reva
Menurut Reva,pemerintah harus berupaya semaksimal mungkin untuk megatasi langkanya solar & pertalite,agar masyarakat tidak tertekan dalam mengisi bahan bakar,itu titik fokusnya.
Tapi bukan mendapatkan solusi yang membantu masyarakat,justru muncul wacana 3 periode presiden yang menimbulkan amarah rakyat.
“Saya merasa aneh terkait munculnya wacana 3 periode ini,ditambah ada beberapa pihak yang setuju demi mengedepankan kemakmuran pribadinya untuk mendukung wacana ini,sudahlah jangan menjadi penguasa yang tamak.• ujar Reva,
Seharusnya di tengah terpuruknya ekonomi masyarakat,pemerintah fokus untuk membantu masyarakat,mencari solusi di setiap keluhan rakyat,bukan malah mensuarakan hal yang menimbulkan amarah rakyat.*