SIMEULUE - Alat Medis Bone Mineral Densitometry (BMD) yang merupakan alat untuk mengukur massa dan kepadatan tulang, khususnya bagi yang rentan terhadap patah (Fraktur) dan penderita pengeroposan tulang (Osteoporosis), sudah dua tahun tak kunjung difungsikan oleh pihak rumah sakit umum Daerah Simeulue.
Alat Bone Mineral Densitometry (BMD) yang di usulkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam oleh dr. Malik pada tahun 2019 dan tertampung pada Sumber Dana DOKA tahun anggaran 2020 dengan harga Paket : 1.3 Miliar.
Dirut RSUD Simeulue drg. Farhan saat dikonfirmasi media ini melalui pesan singkat via Whatsapp mengatakan "Alat medis Bone Mineral Densitometry belum digunakan dikarenakan ketersediaan ruangan yang terbatas dan dalam waktu dekat ini akan segera difungsikan, kita akan memindahkan posisi alat BMD keruangan yang sudah ada anti radiasi Alkesnya yang lebih baik dan kita sedang memproses Insya Allah Minggu depan." Terang drg Farhan, Jum'at (29/7/2022).
Sementara itu ditempat terpisah Nadir Fuadi AR, SKM Kabid (TU) RSUD Simeulue, juga memberi penjelasan tentang alat BMD kenapa begitu lama belum di fungsikan, "Alat ini permintaan dr. Malik sebagai user untuk diadakan BMD, ternyata setelah diadakan alat tersebut setelah diinstal oleh teknisi tidak bisa dioperasionalkan diruang biasa, harus ada timbal untuk tidak tembus radiasi."
Lebih lanjut, Nadir, kenapa belum bisa dioperasionalkan, dikarenakan ruangan belum memenuhi syarat untuk anti radiasinya belum tersedia, sementara untuk mesin masih baik sampai sekarang,
Ia juga menyampaikan Insya Allah Karena ada ruang radiologi yang tidak dipakai lagi, maka alat BMD ini akan dipasang ditempat tersebut, yang direncanakan hari Selasa 2 Agustus 2022 oleh tim teknisi dari distributor alat tersebut." Tutup Nadir. (*)
==========
Helman