BIREUEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) gelar Refleksi 18 Tahun Tsunami Aceh dengan tema "Meningkatkan Ketakwaan Kepada Allah SWT", kegitan tersebut dilaksanakan di Masjid Sultan Jeumpa dan diisi dengan Dzikir, Doa dan Tausiah, Senin (26/11/2022).
Kegitan tersebut bertujuan untuk memperingati, mengenang dan mendoakan para korban Tsunami Aceh serta meningkatkan keimanan para peserta zikir kepada Allah SWT.
Menurut Kadis Syariat Islam Anwar, S.Ag, MAP kegiatan zikir samadiah dilaksanakan dengan khitmat bersama pegawai pemkab Bireuen yang hadir mencapai 500 orang lebih, serta masyarakat sekitar yang ikut meramaikan.
Kegitan tersebut dipimpin oleh pemuka agama di Kabupaten Bireuen yaitu Tgk. Muhammd Ishak (Pimpinan Dayah Darussaadah Cot Tarom) dan Tgk. Saifuddin Muhammad (Imum Syiek Masjid Agung Sultan Jeumpa Kabupaten Bireuen).
Menurut para ahli, Tsunami terjadi terutama disebabkan oleh gempa bumi, dipicu akibat tanah longsor, letusan gunung api di dasar laut.
Sampai saat ini para ilmuwan belum dapat meramalkan terjadinya gempa bumi dan Tsunami. Namun dengan melihat catatan sejarah, para ilmuwan dapat mengetahui tempat-tempat yang rawan Tsunami.
Menurut data sejarah ada 21 wilayah di Indonesia yang rawan bencana tsunami, Aceh merupakan salah satu wilayah yang pernah mengalami musibah Tsunami 18 tahun yang lalu tepatnya 26 desember 2004, dan hari ini kita memperingatinya kembali.
Anwar juga menjelaskan, berdasarkan pandangan para ilmuan Islam ada 2 terminologi yang digunakan untuk menyikapi bencana Tsunami:
1. Musibah, bagi orang-orang sedang beribadah kepada Allah SWT dan tidak sedang melakukan maksiat tapi mengalami bencana Tsunami.
2. Azab, khusus bagi orang yang sedang melakukan maksiat dan mengalami bencana Tsunami.
"Dua terminologi ini tidak perlu diperdebatkan, semoga zikir yang kita lakukan hari ini bisa diterima oleh Allah SWT dan ditempatkan para korban stunami pada jalan yang dirahmati oleh Allah SWT". pungkas Anwar.
Seterusnya, kegiatan dilanjutkan dengan tausiah agama yang disampaikan oleh Tgk. Taufikurrahmi Nurdin, SE dari Lhokseumawe. (*)