Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada Sabtu (30/9/2023). |
KEBUMEN - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menegaskan komitmennya dalam menggencarkan pelaksanaan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di seluruh Indonesia. Dalam upaya ini, BMKG berupaya meminimalkan risiko gempabumi dan tsunami yang mengancam wilayah-wilayah pesisir Indonesia.
Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa peningkatan literasi kebencanaan masyarakat merupakan kunci untuk mengurangi risiko tersebut, terutama di wilayah-wilayah rawan gempabumi dan tsunami.
"SLG yang kali ini difasilitasi oleh Stasiun Geofisika Banjarnegara adalah strategi BMKG untuk mencapai zero victim di wilayah-wilayah rawan bencana ini," ungkap Dwikorita saat acara SLG di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada Sabtu (30/9/2023).
Dwikorita juga mengingatkan akan pentingnya memperkuat literasi kebencanaan masyarakat, terutama di tengah era disrupsi informasi di mana disinformasi dan berita palsu dapat menimbulkan kepanikan dan kebingungan di masyarakat. Membangun literasi kebencanaan yang kuat membutuhkan kerja sama antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media massa.
Pemerintah daerah di sepanjang selatan Jawa juga diminta untuk meningkatkan kesiagaan menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami. Penyediaan, penambahan, dan perbaikan jalur evakuasi dianggap sebagai langkah tepat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Kabupaten Kebumen sendiri merupakan salah satu zona potensi gempa dan tsunami di Indonesia, berhadapan langsung dengan zona megathrust selatan Jawa. Dengan potensi magnitude maksimum M 8,7, guncangan dan tsunami di Kabupaten Kebumen dapat mencapai tinggi 14 - 18 meter dengan waktu tiba sekitar 38 - 46 menit. Dampak guncangan yang kuat hingga sangat kuat dapat mengakibatkan kerusakan yang signifikan.
Anggota DPR RI Komisi V, Lasmi Indaryani, menyambut baik inisiatif BMKG dalam menggelar SLG. Dia menekankan pentingnya kesiapan dan edukasi dalam menghadapi gempa dan tsunami yang tak dapat diprediksi. Acara SLG yang diadakan selama dua hari diikuti oleh 50 peserta dari berbagai kalangan, termasuk TNI, Polri, BASARNAS, SATPOL PP, PMI, perwakilan SKPD, Kecamatan, Kelurahan/Desa, relawan, dan masyarakat umum.
Turut hadir dalam acara tersebut, Plt. Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Hanif Andi Nugraha, Kepala Balai Besar Wilayah II Hartanto, serta Koordinator BMKG DI Yogyakarta Setyoajie Prayoedhi. (mis/red)