Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop) [dok. Istimewa] |
Artikel - Dalam sebuah kuliah S3 di Pascasarjana UIN Ar-Raniry, almarhum Prof. Suwito menjelaskan tentang kekuatan kalimat-kalimat pendek yang sarat makna. Menurut beliau, teori dan wawasan mendalam seringkali muncul dari riset panjang atau refleksi mendalam para pemikir dan filsuf.
Saat itu, Prof. Suwito memberikan tugas kepada kami untuk mencari kalimat-kalimat pendek yang memiliki makna mendalam. Kami berjuang keras, namun banyak dari kata-kata yang kami temukan tidak memiliki kedalaman yang kami harapkan. Inilah tantangan nyata dalam penelitian dan pemikiran: menemukan makna mendalam dalam bentuk yang ringkas.
Di sisi lain, Tu Sop Jeunieb, meski tidak terlibat dalam penelitian akademis formal, seringkali menyampaikan kalimat-kalimat pendek yang penuh makna. Dengan pengamatan dan renungan mendalam, beliau mampu merumuskan kalimat-kalimat yang sarat hikmah.
Berikut adalah beberapa Kalam Hikmah dari Tu Sop, yang sangat bermakna:
"Perbaiki (jadikan baik) orang kuat. Perkuat (jadikan kuat) orang baik.
"Lakukan semua yang bisa. Jangan menunggu semua bisa."
"Kita sering hanya fokus pada kasus sesat dengan aliran. Tapi kita lupa ada yang lebih fatal sesat tanpa aliran (orang yang tidak mau shalat, dll)."
"Kita menghadapi satu zaman dimana yang dipilih tidak berkapasitas dipilih. Dan yang memilih tidak berkapasitas memilih."
"Jika agama tidak hadir memperbaiki politik, maka politik akan menjadi fitnah besar bagi agama."
"Ketimbang berpolitik tanpa agama, lebih baik beragama tanpa politik."
"Setiap fitnah tidak akan sedikitpun merugikan orang yang difitnah. Fitnah akan sangat merugikan orang yang memfitnah."
"Kita berpolitik jangan seperti orang yang bertarung di kandang macan. Karena yang menang ataupun yang kalah akan sama-sama dimakan macan."
"Jangan jadi pasukan berhalangan!!!"
"Lawan kita dalam Pilkada adalah kawan kita dalam Demokrasi."
"Kita harus ahli menghancurkan permusuhan, bukan ahli menghancurkan musuh."
"Jangan habiskan usiamu untuk mengejar nikmat yang belum tentu sempat engkau nikmati."
Kalimat-kalimat ini hampir setara dengan ungkapan hikmah dari penyair Muslim Mesir, Syauqi Bey, yang mengatakan, "Sesungguhnya bangsa-bangsa itu tergantung pada akhlaknya. Jika akhlaknya hancur maka rusak pula bangsa itu." Atau ungkapan pemikir Muslim Pakistan, "Aku ke Barat dan menemukan Islam di sana. Aku ke negeri Muslim tapi tidak menemukan Islam di sana."
Saya masih menyimpan sejumlah catatan tentang kalimat-kalimat bijak dari Tu Sop Jeunieb. Insya Allah, saya akan melanjutkan penulisan ini di kesempatan berikutnya. (*)
Penulis : Terry Akbar Ed
Editor : Redaksi