Posisi yang nyaman saat menyusui dengan botol dapat mengurangi risiko kembung pada bayi. Pastikan bayi dalam posisi tegak saat minum. [dok. babycareadvice.com] |
Relasinasional.com - Bayi tidak selalu melalui masa transisi yang mulus saat beralih dari menyusu langsung ke botol, meskipun kedua sumber tersebut adalah ASI. Banyak ibu menghadapi tantangan ketika si kecil menolak minum ASI dari dot. Lalu, apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?
Penyebab Bayi Menolak Minum ASI dari Dot
Ada beberapa alasan umum mengapa bayi menolak ASI dari botol, antara lain:
1. Preferensi Menyusu Langsung
Bayi yang baru saja disapih mungkin lebih memilih menyusu langsung dari payudara ibu.
2. Belum Lapar
Bayi yang belum merasa lapar cenderung menolak untuk minum.
3. Kondisi Tidak Nyaman
Bayi mungkin merasa tidak enak badan atau mengalami kolik.
4. Posisi yang Tidak Nyaman
Posisi saat menyusui dengan botol dapat mempengaruhi kenyamanan bayi.
5. Tekstur Dot yang Berbeda
Bayi mungkin tidak menyukai tekstur dot yang berbeda dari puting susu ibu.
6. Suhu atau Rasa ASIP
ASI perah (ASIP) yang tidak sesuai suhu atau rasanya dapat membuat bayi enggan minum.
Salah satu faktor yang sering terlewat adalah enzim lipase dalam ASI. Jika kadar lipase terlalu tinggi, ASI dapat terasa atau berbau tidak sedap, membuat bayi menolak.
Cara Mengatasi Penolakan Bayi terhadap Dot
Bagi ibu yang mengalami masalah ini, berikut adalah beberapa cara efektif untuk membantu bayi mau minum ASI dari botol:
1. Pilih Dot yang Mirip Puting
Ganti dot hingga menemukan yang paling cocok. Pilih dot dengan bentuk dan ukuran lubang yang menyerupai puting susu untuk menghindari risiko tersedak.
2. Sajikan ASIP dalam Suhu Hangat
Banyak bayi lebih suka ASIP yang hangat, mirip dengan suhu ASI saat menyusu langsung. Hangatkan ASIP hingga 37-40°C.
3. Berikan ASIP saat Bayi Mengantuk
Cobalah memberikan ASIP saat bayi terbangun dari tidur, saat mereka lebih mungkin menerima asupan.
4. Perbaiki Posisi Menyusui
Pastikan posisi bayi nyaman dan tegak saat menyusui dengan botol untuk mengurangi risiko kembung.
5. Berikan Jeda Waktu Antara Makan dan ASI
Jika bayi sudah mulai MPASI, beri jeda dua jam antara waktu makan dan pemberian ASI.
6. Gunakan Pipet untuk Memberikan ASI
Metode dropper feeding dapat menjadi alternatif yang baik. Pastikan bayi dalam keadaan tenang dan gunakan pipet dengan hati-hati.
7. Spoon Feeding
Jika bayi tidak nyaman dengan pipet, coba berikan ASI menggunakan sendok kecil yang steril. Pastikan untuk memberi ASI dengan perlahan.
8. Menggunakan Cangkir
Cangkir plastik kecil bisa menjadi alternatif lain. Pastikan cangkir tidak lebih dari ⅔ penuh dan berikan ASI dengan cara yang lembut.
Meskipun cara-cara ini dapat membantu, penting untuk tetap menyusui langsung kapan pun ada kesempatan. Menyusui langsung tidak hanya meningkatkan produksi ASI, tetapi juga membantu bayi beradaptasi dengan lebih baik.
Dengan pendekatan yang tepat, ibu dapat memastikan bahwa si kecil mendapatkan asupan gizi terbaiknya, meskipun ada tantangan dalam proses transisi ini. Ingatlah, setiap bayi unik, jadi bersabarlah dan terus coba berbagai metode hingga menemukan yang paling cocok untuk si kecil.